Sabtu, 07 Mei 2016

6 Nama Tari Populer Asal Sulawesi Tenggara


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar 6 Macam Nama Tari  Populer
Asal Sulawesi Tenggara)
______________________________________________________________________



________________

Kata Pengantar
________________


Lewat link :
http://tariindonesiadunia.blogspot.co.id/2016/05/tari-balumpa-sulawesi-tenggara-dalam.html
penulis mengurai mengenai "Tari Balumpa Sulawesi Tenggara.


















Ket :
Tari Balumpa Sulawesi Tenggara

Apakah hanya Tari Balumpa yang ada di Sulawesi Tenggara...?

Tentu tidak dan berikut info lengkapnya.

Selamat menyimak...!

________________________________________________________

6 Macam Tari Populer Asal Sulawesi Tenggara
_______________________________________________________


Selain memiliki beberapa lagu daerah Sulawesi Tenggara yang telah kita
ketahui pada artikel yang lalu, provinsi yang berada di Jazirah Pulau
Sulawesi ini juga memiliki keindahan seni tari / tari tradisional
yang begitu mempesona.

Tarian tradisional dari Sulawesi Tenggara ini memiliki kekhasan gerak
dan musik pengiring yang identik dengan Pulau Sulawesi. Dibawah ini
6 tari tradisional dari Provinsi Sulawesi Tenggara tersebut antara lain :

1. Tari tradisional Sulawesi Tenggara - Tari Balumpa


Tari Balumpa Tarian tradisional dari Daerah Kabupaten Wakatoba
yaitu daerah Binongko dan Buton Provinsi Sulawesi Tenggara.
Tarian Balumpa adalah tarian tradisional yang mencerminkan
kegembiraan masyarakat nelayan wakatobi Binongko dan Buton
dalam menghadapi ombak demi menafkahi keluarga. Tari Balumba
biasanya dipertunjukan untuk menyambut kedatangan tamu
kehormatan dari luar daerah.

Tari Balumpa dari Sulawesi Tenggara ini biasanya dimainkan
oleh 6-8 orang penari, yang dilakukan secara berpasangan
antara laki-laki dan perempuan. Akan tetapi bisa juga
dilakukan oleh pasangan penari perempuan semua.

Para penari Balumpa menggunakan pakaian adat Wakatobi dengan
iringan musik yang mempergunakan alat musik tradisional gambus
dan gendang, tidak tertinggal suara  dendang biduan Balumpa.


2. Tari tradisional Sulawesi Tenggara - Tari Lulo

Tari Lulo adalah tari tradisional yang berasal dari Tokotua,
Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara. Tari Lulo ini
dilaksanakan dalam rangka ritual adat Tokotua atas rasa syukur
dan terimakasih kepada Yang Maha Pencipta karena limpahan rezki
panen beras yang melimpah.

Tari tradisional Lulo ini telah ada sejak zaman pemerintahan
kerjaan kesultanan Buton, dimana beras sebagai hasil pertanian
Tokotua untuk memperkuat pilar perekonomian Kesultanan Buton.

Dan ungkapan syukur atas panen beras yang melimpah dituangkan
dalam ritual adat Lulo.

Para penari Lulo terdiri dari 12 orang yang dibagi dalam 2
kelompok. Delapan penari putra memegang alu (Penumbuk Padi)
yang menggambarkan pria yang menumbuk padi dan empat orang
penari perempuan memegang nyiru sebagai alat penapis gabah,
ditambah sapu tangan yang menggambarkan proses penapisan gabah.

Pakaian yang digunakan dalam tari tersebut merupakan ciri khas
Kabaena dengan pakaian berwarna dasar hitam ditambah warna
kekuning-kuningan dan kemerah-kemerahan.

Tari Lulo diiringi oleh musik tradisional Sulawesi Tenggara
menggunakan alat musik tradisi seperti kendang. Saat ini Tari
Lulo telah banyak mengalami perubahan dan kreasi sebagai seni
pertunjukan modern.

Tari Lulo ditampilkan dalam rangka upacara adat penyambutan
suku Tokotua terhadap tamu-tamu penting yang berkunjung
didaerah tersebut. Selain itu Tari Lulo juga banyak
dipergunakan sebagai ajang lomba dan kreatifitas masyarakat
Sulawesi Tenggara.

3. Tari tradisional Sulawesi Tenggara - Tari Galangi

Tari Galangi adalah tarian tradisional yang berasal dari
Kepulauan Buton Raya Provinsi Sulawesi Tenggara.

Tari Galangi merupakan Tari Perang dalam Kerajaan/ Kesultanan
Buton.Tari Galangi adalah ungkapan dan spontanitas gerakan
dalam bentuk tari yang mewujudkan bagaimana penggunaan gala
dalam menghadapi musuh. Di waktu damai tari ini merupakan
kelengkapan kebesaran, keagungan serta kemulian Sultan.

Tari ini dimainkan untuk mengiringi Sultan pada saat keluar
istana dalam suatu tugas atau menyambut dan mengantar tamu
Kesultanan.

Tarian Galangi ini terdiri dari sebelas kelompok, tiap
kelompok terdiri dari tujuh orang. Pada zaman dahulu
kelompok tersebut bertugas untuk mempertahankan Kerajaan/
Kesultanan bila ada serangan dari luar. Bila dalam keadaan
aman, masing-masing kelompok mempunyai tugas yang berbeda-beda.

Busana yang dipergunakan oleh para penari Galangi adalah
Pakaian Sala Kaitela (Celana Puntung). adapun perlengkapan
yang mereka bawa antara lain Gala (Tombak), Tombi Male’i
(Bendera Merah), Tombi Makuni (Bendera Kuning) dan Tamburu
(Genderang).

Rujukan : https://jrt35.wordpress.com

4. Tari tradisional Sulawesi Tenggara - Tari Mangaru

Tari Mangaru adalah tari tradisional yang berasal dari Desa
Konde Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara. Tari Mangaru
menggambarkan keberanian laki-laki pada zaman dahulu dalam
medan peperangan, yaitu bercerita tentang dua orang laki-laki
yang sedang dalam medan peperangan. Para penari memperagakan
gerakan-gerakan yang memperlihatkan bagaimana kedua laki-laki
yang saling beradu kekuatan dengan menggunakan sebilah keris
yang dipegang.

Tari Mangaru diiringi oleh alat musik tradisional Sulawesi
Tenggara yaitu kansi-kansi, Mbololo (gong) dan dua buah gendang
yang terbuat dari kulit binatang. Musik yang mengiringi tarian
ini bertempo cepat sesuai dengan semangat para penarinya.

Alat musik tradisional ini dimainkan empat orang yang memang
mahir dalam memainkannya. Irama musik pengiring tari ini berbeda
dengan musik pengiring tari yang lain walaupaun alat yang
digunakan sama.

Tari Mangaru biasanya dipertunjukan dalam berbagai upacara dan
acara-acara yang melibatkan banyak orang. Bagi masyarakat Desa
konde menyelenggarakan pesta panen setelah menuai padi menjadi
suatu budaya yang berkesinambungan dan pada acara khitanan.

Tarian ini menjadi ajang berkumpul semua orang kampung. Namun
sayang, tarian ini sudah jarang bahkan sudah tidak pernah
dipentaskan lagi. Saat ini tari Mangaru dipertunjukan pada
saat penyambutan tamu.

Tari Mangaru pada saat ini banyak mengalami perubahan dan
kreasi, namun tetap mempertahankan gerakan dasar perang s
ebagai ajang hiburan dan penyemangat.

Rujukan :
http://sahirudinkambowa.blogspot.com, http://greatbuton.blogspot.com

5. Tari tradisional Sulawesi Tenggara - Tari Lumense

Tari Lumense berasal dari Kecamatan Kabaena atau Tokotu'a Kabupaten
Bombana Sulawesi Tenggara. Kata Lumense sendiri memiliki arti
Terbang Tinggi yaitu berasal dari bahasa daerah yaitu kata Lume
(terbang) dan Mense (Tinggi).

Pada zaman dahulu tari lumense dilakukan dalam ritual pe-olia,
yaitu ritual penyembahan kepada roh halus yang disebut kowonuano
(penguasa/pemilik negeri) dengan menyajikan aneka jenis makanan.

Ritual ini dilakukan agar kowonuano berkenan mengusir segala
macam bencana. Penutup dari ritual tersebut adalah penebasan
pohon pisang. Tarian ini juga sering ditampilkan pada masa
kekuasaan Kesultanan Buton.

Seiring dengan perkembangan, fungsi tari Lumense pun mulai
bergeser. Ada pendapat yang mengatakan bahwa tari Lumense
bercerita tentang kondisi sosial masyarakat Kabaena saat ini.

Corak produksi masyarakat Kabaena adalah bercocok tanam atau bertani,
masyarakat masih melakukan pola tradisional yaitu membuka hutan
untuk dijadikan lahan pertanian. Sementara parang yang dibawa
oleh para pria menggambarkan para pria yang berprofesi sebagai
pisang dalam tarian ini bermakna bencana yang bisa dicegah.

Oleh karena itu klimaks dari tarian ini adalah menebang pohon
pisang. Artinya, setelah pohon pisang tumbang bencana bisa dicegah.

Para penari menggunakan busana adat Tokotu'a atau Kabaena.
Untuk para penari yang berperan sebagai perempuan memakai rok
berwarna merah maron dan atasan baju hitam. Baju ini disebut
dengan taincombo dengan bagian bawah baju mirip ikan duyung.

Untuk penari yang berperan sebagai lakp    ncombo
yang dipadukan dengan selendang merah. Kelompok laki-laki memakai
korobi (sarung parang dari kayu) yang disandang di pinggang
sebelah kiri.

Tarian ini diawali dengan gerakan maju mundur, bertukar tempat
kemudian membentuk konfigurasi huruf Z lalu berubah menjadi S,
gerakan yang ditampilkan merupakan gerakan yang dinamis yang
disebut moomani atau ibing.

Klimaks dari tarian ini adalah ketika para penanari terus melakukan
moomani kemudian menebaskan parang kepada pohon pisang, sampai
pohon pisang itu jatuh bersamaan ke tanah.

Penutup dari tarian ini adalah para penari membentuk konfigurasi
setengah lingkaran sambil saling mengaitkan tangan lalu
menggerakannya naik turun sambil mengimbangi kaki yang maju
mundur. Tarian ini diiringi oleh musik yang berasal dari alat
music gendang dan gong besar (tawa-tawa) dan gong kecil (ndengu-
ndengu). Untuk mengiringi tarian ini hanya dibutuhkan tiga orang
penabuh alat music tersebut sementara dalam memainkan tarian ini
dibutuhkan beberapa anakan pohon pisang sebagai property pendukung.

Sumber :
id.wikipedia.org

6. Tari tradisional Sulawesi Tenggara - Tari Dudenge

Seperti halnya tari Lumense, tari tradisional dudenge adalah
tarian yang berasal dari Kecamatan Kabaena. (belum ada rujukan)

______________

Penutup
______________

Demikian infonya para kawan sekalian...!

...dan...

Nama-nama tari di atas bisa jadi baru sebagian, sebagian lagi
bisa saja terlupakan. Dan tentu tak salah anda mengingatkan.

Ehem...!

Dan jika Cle'an tertarik dengan Nama-Nama tari daerah lainnya
di Indonesia, dapat menyimak lewat link :

http://tariindonesiadunia.blogspot.co.id/2016/05/10-nama-nama-tari-populer-asal-bali.html
http://tariindonesiadunia.blogspot.co.id/2016/05/6-nama-tari-populer-asal-sulawesi.html
http://tariindonesiadunia.blogspot.co.id/2016/05/16-nama-nama-tari-populer-asal-sumatra.html
http://tariindonesiadunia.blogspot.co.id/2016/05/12-nama-nama-tari-populer-asal-aceh.html


Selamat malam...!

______________________________________________________________
Cat :






Tidak ada komentar:

Posting Komentar